Monday, November 2, 2009

Bagaimana Memfasilitasi Pelatihan

Bagaimana Memfasilitasi Pelatihan

bagaimana Master Trainer sebagai seorang fasiliattor untuk relawan desa berikut adalah konsep yang bisa diterapkan dan gampang!!!selamat bekerja dan berjuang yachhhhhhh
FASILITATOR DAN TEKNIK KOMUNIKASI
Apa Fungsi Fasilitator ?
Fasilitator adalah orang yang memberikan bantuan dalam memperlancar proses komunikasi sekelompok orang, sehingga mereka dapat memahami atau memecahkan masalah secara bersama. Fasilitator bukanlah seseorang yang bertugas hanya memberikan nasihat atau pendapat ahli. Fasilitator harus menjadi nara sumber yang baik untuk berbagai permasalahan remaja. Oleh karena itu, tugas fasilitator bagi remaja biasanya dilakukan oleh guru, tokoh masyarakat, pembina, pembimbing dan kader, maupun teman sebaya yang telah mendapat latihan.
________________________________________
Kemampuan Seorang Fasilitator
1. Berkomunikasi dengan baik
Fasilitator harus mendengarkan pendapat setiap anggota kelompok, menyimpulkan pendapat mereka, menggali keterangan lebih lanjut, dan membuat suasana akrab dengan peserta diskusi kelompok.
2. Menghormati sesama anggota kelompok
Fasilitator harus menghargai sikap, pendapat, perasaan dari setiap anggota kelompok.
3. Berpengetahuan
Fasilitator harus mempunyai pengetahuan yang cukup terhadap setiap persoalan remaja yang akan dibahas sehingga harus mempunyai minat yang besar terhadap berbagai persoalan keremajaan yang ada di masyarakat.
4. Memiliki sifat permisif (terbuka)
Fasilitator harus dapat menerima pendapat atau sikap yang mungkin kurang sesuai dengan pandangan masyarakat luas yang disampaikan oleh anggota kelompok, karena remaja sering bersikap aneh dan canggung. Fasilitator menanggapi hal tersebut diatas dengan sikap terbuka, sambil tertawa atau bergurau.
Teknik Fasilitator
Dalam melaksanakan tugas sebagai fasilitator untuk menyampaikan berbagai materi kesehatan repoduksi remaja, maka 4 teknik dasar perlu dipelajari dan digunakan agar dia menjadi terampil. Teknik tersebut adalah:
1. Pencairan suasana
Maksud pencairan suasana adalah agar suasana diskusi kelompok menjadi tenang, nyaman, santai dan tidak tegang, gerah atau beku. Maka fasilitator harus memperlihatkan raut wajah yang ramah dan banyak senyum, serta dalam memberikan contoh atau celetukan yang lucu tetap dalam suasana terkendali. Waktu untuk pencairan suasana cukup sekitar 10-15 menit, dan hal ini dilakukan pada saat pertemuan pertama.
Pencairan suasana dilakukan dengan langkah-langkah:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan maksud dan tujuan penyampaian topik
3. Meminta setiap peserta kelompok saling memperkenalkan diri
4. Menawarkan kesepakatan anggota kelompok menetapkan:
a. topik apa yang akan dibahas dalam pertemuan
b. waktu dan tempat yang paling cocok untuk bertemu
c. pembagian kelompok jika jumlah anggota terlalu besar (idealnya setiap kelompok berjumlah antara 7-9 orang)
5. Melanjutkan acara dengan ceramah sesuai topik yang disepakati.

2. Ceramah
Ceramah adalah menyampaikan materi kepada peserta kelompok agar pesan dan kesan yang benar dapat dipahami oleh peserta. Untuk memudahkan digunakan alat bantu berupa buku materi, lembar balik, papan/alat tulis. Waktu yang diperlukan untuk ceramah sekitar 15-20 menit atau disesuaikan dengan banyaknya materi yang akan dibahas.
Ceramah dilakukan dengan langkah-langkah:
1. Siapkan seluruh gambar/buku, lembar balik, alat dan papan tulis
2. Bagikan buku/gambar sesuai topik yang akan dibahas
3. Berikan kesempatan sekitar 3 menit kepada peserta untuk melihat-lihat materi
4. Mulailah menjelaskan topik yang dibahas sesuai urutan lembar balik
5. Selesaikan ceramah sampai semua topik telah dijelaskan
6. Lanjutkan dengan diskusi kelompok

3. Diskusi
Diskusi adalah pendalaman materi yang dilakukan secara komunikasi dua arah, sehingga akan memberikan arti lebih mendalam bagi peserta kelompok. Fasilitator bertindak sebagai penengah dan memberikan kesempatan berbicara pada semua anggota kelompok. Cara ini sangat cocok untuk remaja karena mereka akan merasa lebih dihargai pendapat atau pengetahuannya. >Waktu yang diperlukan untuk diskusi setiap topik ini sekitar 25-40 menit.
Diskusi dilakukan dengan langkah-langkah:
1. Mengajukan pertanyaan atau mengangkat masalah yang terkait dengan topik. Misalnya, “apa saja perubahan jasmani yang nampak pada remaja pria?”
2. Memberikan kesempatan kepada setiap peserta kelompok secara bergiliran untuk memberikan satu jawaban. Misalnya, si A: suara membesar; B: keluar bulu kemaluan; C: bulu ketiak
3. Jika suatu jawaban mirip dengan yang sudah dikemukakan oleh peserta lainnya, jangan ditolak atau dicela. Misal si F: keluar jakun; G: keluar kumis/jambang. Tanggapi: “Ya, betul, itu memperkuat atau memperkaya jawaban kita!
4. Memperdalam atau menambah jawaban dapat dengan menanyakan secara sederhana seperti: “apa lagi”, “masih ada?” atau “mungkin masih ada lagi?”
5. Mungkin ada jawaban yang seharusnya ada tetapi tidak muncul dalam diskusi karena peserta tidak tahu atau malu mengemukakan. Maka hal tersebut bisa diangkat oleh fasilitator dengan cara bertanya seperti, misalnya: “bagaimana dengan mimpi?” atau “ada yang pernah tahu tentang mimpi basah?” Juga “bagaimana dengan otot-otot tubuh?” atau “jerawatan barangkali?”
6. Mungkin ada jawaban yang tidak tepat, jawablah dengan taktis. Misalnya, si X menjawab “ingin berhubungan seks” atau “suka tegang itunya... kalau lihatin cewek yang ....” Tanggapilah, “yah, itu memang betul, tetapi itu sebenarnya aspek psikologis atau perilaku --yang akan kita bahas setelah diskusi ini. Mungkin masih ada pertanyaan lagi?”
7. Tidak jarang diskusi dapat terlalu meluas, maka fasilitator harus mengendalikan diskusi tersebut agar kembali ke topik yang sedang dibahas.

4. Permainan

a. Kuis
Permainan Kuis adalah cara mudah bagi peserta kelompok untuk mengulang atau mengingat kembali materi yang telah disampaikan agar kita yakin bahwa isi dari materi telah dapat dimengerti sepenuhnya oleh para peserta kelompok. Waktu untuk permainan kuis sekitar 15 menit, sebelum pertemuan tersebut ditutup.
Alat yang digunakan adalah kartu-kartu yang berisi pernyataan, dengan jawaban yang mudah yaitu Ya atau Tidak, atau Benar atau Salah. Beberapa pernyataan sengaja dibuat salah, sehingga jawaban yang benar harus diterangkan oleh peserta kelompok. Sedangkan bagi beberapa pernyataan yang benar, fasilitator hanya bertugas untuk menegaskan kebenaran pernyataan tersebut.
b. Bermain peran (role-playing)
Permainan peran adalah cara yang sangat efektif untuk belajar bersikap secara benar bagi peserta, dan sangat membantu peserta kelompok apabila mereka menemukan masalah yang nyata di kemudian hari. Untuk permainan ini dapat dibuat kartu-kartu cerita, kasus, atau dialog, yang dibuat untuk permainan individual maupun kelompok.
Contohnya adalah peragaan tentang “bagaimana menolak tawaran narkotika atau minuman keras” atau “bagaimana menolak rayuan pacar untuk seks”. Satu atau dua orang dalam kelompok diminta memperagakan peranan tersebut, sedangkan anggota kelompok yang lain kemudian membahas atau memberikan masukan tentang cara-cara lain yang lebih baik.
Membangun Komunikasi Dengan Remaja
 Jangan memakai bahasa yang terlalu resmi. Bahkan sesekali gunakan istilah-istilah yang berkembang di kalangan kaum muda, seperti bahasa “gaul” atau “prokem”, atau yang populer di televisi maupun di daerah anda. Misalnya kata-kata: nyokap/bokap; cepek/gopek; cowok/cewek; gue/lu. Tentu saja dialek tersebut disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
 Jangan menggurui remaja. Ajaklah mereka berdiskusi mengenai keadaan dan masalah yang dihadapi remaja saat itu dengan menghormati sudut pandang mereka.
 Gunakanlah kliping koran dan majalah tentang masalah remaja untuk menggugah atau memperkaya pengetahuan mereka tentang kondisi remaja dan permasalahan yang mereka hadapi.

Tempat/Lokasi Pertemuan
Pertemuan kelompok dapat dilakukan di mana saja. Bahkan, kalau perlu di bawah pohon, di lapangan atau pinggir tanggul sungai. Pertemuan juga dapat diadakan di halaman balai desa atau rumah salah seorang anggota kelompok.
Yang penting tempat itu mempunyai suasana yang:
o Nyaman bagi semua anggota kelompok
o Aman dari gangguan (lalulalang orang, lalulintas, hujan dsb.)
o Tenang
o Menjamin kerahasiaan seluruh anggota kelompok

Tempat duduk diatur melingkar atau membentuk huruf U, jangan terlalu formal seperti di ruang kelas. Fasilitator duduk bersama dan di antara mereka, membentuk lingkaran. Sebaiknya tidak perlu memakai kursi, seluruh anggota kelompok bersila di atas alas tikar.
________________________________________
Waktu dan Jadwal Pertemuan
Semua modul pertemuan yang berisi materi ini akan memakan waktu sekitar 1,5 -2 jam. Apabila pembahasan suatu topik dalam sebuah modul memakan waktu yang lebih lama, maka topik tersisa itu bisa digabungkan pada pertemuan berikutnya atau diadakan pertemuan tambahan, sesuai kesepakatan peserta kelompok.
Dalam hal penggabungan materi, fasilitator harus cermat merangkaikan topik tersebut sehingga pembahasan topik itu dengan yang lainnya mudah dipahami peserta.
Penjadwalan hari dan jam pertemuan kelompok sebaiknya mengikuti kesepakatan semua anggota kelompok. Demikian pula penyampaian modul tidak perlu berurutan seperti di dalam buku materi, namun disesuaikan berdasarkan kesepakatan. Hanya untuk modul pokok (modul 1 & 2) karena materinya berkaitan sangat erat harus diusahakan agar penyampaian materi dilakukan secara
posted by david Effendi

Tekhnik dan Kiat Memfasilitasi

Beberapa Catatan tentang Tehnik dan Kiat-kiat untuk
Memfasilitasi Proses Pengajaran Partisipatif1

fa.cil.i.ta.tion \ n.

1. The act of making easy or easier.
2. The state of being made easy or easier

http://www.dictionary.com

Berapa kali anda menghadiri pertemuan atau lokakarya dan berpikir, “Wah, fasilitator ini bagus
sekali. Seandainya saya dapat berdiri di hadapan suatu kelompok dan membantu mereka mencapai
tujuan seperti yang dia lakukan. Pasti orang ini fasilitator alami.”
Yang tidak anda lihat adalah perencanaan dan persiapan yang dilakukan sebelum pertemuan atau
lokakarya sehingga semuanya kelihatan ‘mudah’. Memfasilitasi dengan baik merupakan kerja keras.
KAlau anda berhasil membuatnya terlihat mudah, itu karena anda mengerjakan persiapan dengan
baik. Anda siap aktif masuk dan menstimulasi diskusi, kemudian melangkah mundur dan
membiarkan kelompok mencari sendiri jalan keluar terhadap persoalan yang dihadapi, dan anda siap
menghadapi peserta yang skeptis dalam kelompok, yang terus menerus menantang setiap ide dan
usulan.
Fasilitasi adalah perilaku. Perilaku tidak cukup dibantu hanya dengan informasi atau peningkatan
kesadaran. Perilaku adalah tindakan. Karena itu jika peserta membiasakan diri menggunakan tehniktehnik
fasilitasi dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan itu otomatis akan meningkatkan kemampuan
peserta dalam memfasilitasi baik pada pertemuan kecil,pertemuan besar, lokakarya, maupun jaringan
kerja.
Bahan bacaan dapat diambil dari banyak sumber bacaan, internet dan proses adaptasi saat
menggunakan tehnik-tehnik itu di berbagai kesempatan memfasilitasi pertemuan dan lokakarya.
Penyusun menyarankan peserta secara kontinu menggali tehnik-tehnik baru dengan cara membaca
atau berbagi pengalaman dengan fasilitator lain.

1. Untuk membantu anda meningkatkan ketrampilan fasilitasi, panduan ini telah disusun oleh Dani Wahyu Munggoro
dan Budhita Kismadi dengan melampirkan bahan-bahan bacaan generic berkenaan dengan tehnologi fasilitasi. Peserta
diharapkan dapat memilih bahan bacaan sesuai dengan kebutuhannya. Peserta juga diharapkan dapat menggunakan
beberapa tehnik fasilitasi sendiri-sendiri maupun berkelompok sambil mengisi waktu senggang atau waktu istirahat.

2.KIAT BAGI FASILITATOR
Seorang fasilitator bukan seorang ahli maupun pemberi ceramah. Fasilitator tugasnya adalah
“memfasilitasi”, atau membantu melancarkan proses dimana peserta berinteraksi satu dengan lainnya,
menyediakan informasi baru, dan memperkaya pengalaman mereka.
Kadang-kdang seorang fasilitator dapat memberikan informasi baru, tetapi peran utamanya
tetap membantu pengalaman berkelompok dan belajar bersama. Jika konsep fasilitator itu tidak
dikenal oleh kelompok, peran tersebut harus dijelaskan dulu kepada kelompok.
Seorang fasilitator yang baik………
• Menjaga agar kelompok tetap fokus pada tujuan dan proses
• Tetap obyektif
• Membantu kelompok menentukan arah yang akan ditempuh dan mencapai tujuan mereka
• Lebih banyak mendengarkan daripada berbicara
• Dapat menyesuaikan dengan gaya belajar yang berbeda-beda
• Mendorong semua orang untuk berpartisipasi, dengan menyadari bahwa setiap orang berpartisipasi
dengan cara yang berlainan. Ada yang mungkin hanya berbicara dalam kelompok kecil, tetapi tetap
berpartisipasi. Yang lain mungkin ingin terus menerus berbicara tetapi hanya berkontribusi sedikit
• Sensitif terhadap gender dan budaya
• Membantu kelompok mentaati waktu
• Memberi semangat atau membuat kelompok rileks sesuai kebutuhan
• Sewaktu-waktu menyimpulkan apa yang terjadi dalam pertemuan atau lokakarya, dan membantu
kelompok mengaitkan satu sesi dengan sesi lainnya.
Anda bisa menjadi fasilitator yang baik jika mengikuti saran di atas dan juga……..
• Waspada terhadap tanda-tanda kebingungan peserta (saling bertanya pada orang di sebelahnya, wajah
bingung atau frustasi, sikap menolak, dsb).
• Jangan melakukan pekerjaan kelompok. Biarkan kelompok bekerja sendiri.
• Berkeliling dari kelompok ke kelompok, tetapi jangan menjadi bagian dari satu kelompok saja karena
anda akan mempengaruhi kelompok itu.
• Berikan waktu pada setiap kelompok untuk memahami tugas yang diberikan dan konsep-konsep
pendukungnya.
• Bahas kembali bagian-bagian lokakarya atau pertemuan yang membingungkan kalau ada peserta yang
kelihatannya mengalami kesulitan.
• Sering-seringlah bertanya : Apakah ada pertanyaan.
• Jangan menganggap diri anda seorang ahli. Ingatkan kelompok dan diri sendiri bahwa anda adalah
fasilitator. Ingatkan MEREKA (dan juga diri anda) akan keahlian dan pengalaman yang MEREKA
miliki. Satu cara untuk melakukan ini adalah dengan melempar pertanyaan kembali kepada peserta
yang lain, misalnya : “Pertanyaan bagus, Ida. Bagaimana menurut anda, Erna?” Teknik ini berguna
kalau anda tahu atau mengira bahwa ada peserta dalam kelompok yang mempunyai gagasan yang
bagus. Anda bisa juga melempar kembali pertanyaan kepada kelompok secara lebih terbuka,
“Pertanyaan yang bagus. Apakah ada yang ingin menanggapi?”
• Bersikap fleksibel dan gunakan penilaian anda sendiri tentang perhatian, energi dan pemahaman
kelompok kemudian sesuaikan panjang waktu setiap sesi seperlunya. Membuat perubahan tidak
berarti perencanaan yang buruk, melainkan berarti anda mendengarkan, menyimak dan menyesuaikan
rencana anda dengan perkembangan situasi.
• Jangan lupa mengambil waktu istirahat 15-20 menit, paling sedikit dua kali pada pagi dan sore hari.
Break singkat dapat dilakukan seperlunya sesuai kebutuhan.

3.PRINSIP-PRINSIP ANDRAGOGI
• Mengalami atau berdasarkan pengalaman
• Partisipatif, tidak pasif
• Saling menghormati antara peserta dan fasilitator
• Mengarahkan diri sendiri
• Reflektif
• Dapat segera diterapkan
TIPS AND TRICKS
Ciptakan Lingkungan yang Nyaman
• Tempelkan kutipan-kutipan yang berkaitan dengan tim di dinding
• Gunting gambar-gambar dengan tema tim dan tempelkan sekeliling ruangan
• Gunakan warna untuk membuat ruangan lebih hidup: flip chart, poster, kartu, dsb.
• Belajarlah membuat gambar dengan garis-garis sederhana dan gunakan dalam alat bantu visual
anda (flip charts dan slides).
• Bawalah mainan ke dalam ruangan yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas.
Misalnya, jika topiknya adalah pemecahan masalah, bawalah beberapa jenis puzzle dan tekateki.
Icebreaker Ideas
• Minta masing-masing peserta dalam tim untuk menulis 4 pernyataan mengenai dirinya : 3 hal
yang benar, dan 1 hal yang bohong. Secara bergiliran, peserta lainnya harus menebak mana
yang merupakan kebohongan.
FAKTA OTAK KITA
• Memiliki 100 milyar sel otak dan setiap sel mengelola ratusan koneksi
saat orang berfikir
• Kerusakan sel otak sebesar 10 ribu sel per tahun hanya mengurangi
kemampuan otak 3% saat manusia berumur 80 tahun
• Kecepatan rata-rata otak manusia berpikir adalah 800 kata per menit,
sedang fasilitator hanya mampu berbicara 120 kata per menit, jadi tugas
fasilitator merangsang peserta menambah 680 kata per menit.
• Setiap 10 menit otak kita otomatis “shut off” atau istirahat berpikir jika
tidak ada stimulasi.
• Pesan yang hanya disampaikan sekali, otak hanya mengingat 10%
setahun kemudian. Jika diulang enam kali, otak mampu mengingat 90%.
• Otak lebih suka pada diagram lingkaran dan gambar kotak-kotak; jenis
huruf Times dan Helvetika; Tulisan gelap dengan latar belakang yang
lebih terang; Warna, warna dan warna
• Setelah 24 jam, pesan berupa gambar akan diingat 80%, pesan

4.• Minta peserta untuk mengidentifikasi satu hal mengenai dirinya yang tidak diketahui orang
lain. Tuliskan pada kartu/post it dan kumpulkan. Fasilitator membacakan tiap kartu dan peserta
harus menebak siapa yang menulis kartu tersebut.
• Tiap peserta harus memilih beberapa orang yang dianggap berlainan dengan dirinya. Lalu,
berusaha mencari 5 kesamaan antara dirinya dan orang-orang yang berlainan tersebut.
• Tiap peserta menyampaikan 3 aturan dalam hidupnya yang diikuti, lalu bersama-sama
menentukan aturan main bagi seluruh kelompok.
• Pada kartu metaplan, tuliskan pernyataan tentang tim (mis : tim yang baik tidak pernah berbeda
pendapat). Bagikan kartu-kartu tersebut kepada peserta dan mereka harus saling bertukaran
sampai mendapatkan kartu dengan pernyataan yang mereka setujui. Tukar kartu dilakukan
tanpa bicara, dengan posisi ditutup.
Involvement Tips
• Gunakan bola untuk memancing partisipasi. Yang memegang bola berhak untuk bicara. Setelah
selesai bicara, bola dilemparkan kepada orang lain. Ini membuat diskusi terarah dan mencegah
interupsi.
• Minta agar peserta masing-masing menuliskan perasaannya tentang satu masalah pada kartu
metaplan atau post-it. Kumpulkan semua kartu, lalu bagikan secara acak. Peserta kemudian
diminta membaca apa yang tertulis pada kartu yang mereka terima, serta mencoba menjelaskan
kira-kira apa yang dimaksudkan oleh penulisnya. Metode ini memungkinkan munculnya isu
dan masalah tanpa kekhawatiran akan timbul reaksi yang kurang enak.
• Gunakan permen untuk mengontrol peserta yang dominan. Setiap peserta mendapat 3-5
permen, yang masing-masing nilainya 1 menit waktu bicara. Jika peserta ingin bicara, harganya
satu permen. Kalau permennya habis, peserta tidak boleh berbicara lagi.
Meeting Facilitation Tips
• Susun dan tempelkan agenda. Kalau diskusi mulai menjauh dari topik, gunakan agenda untuk
mengarahkan diskusi lagi.
• Gunakan flip chart “Tempat Parkir” untuk merekam isu-isu yang tidak masuk dalam agenda.
Pada akhir pertemuan, sepakati apakah isu-isu itu akan dibahas atau tidak.
• Jika ingin memimpin diskusi, berdirilah dibagian depan tengah ruangan. Jika ingin membiarkan
kelompok yang memimpin diskusi, duduklah atau berdiri di salah satu sisi ruangan. Mengubahubah
posisi memberi tanda pada kelompok dan membantu anda tetap memegang kontrol.
• Selama pertemuan berlangsung, catat poin-poin penting dan keputusan yang diambil pada flip
chart.
• Dalam setiap pertemuan, tentukan norma atau aturan main.
Conflict Management Tips
• Minta agar kelompok menentukan kriteria yang akan dipakai untuk mengambil keputusan.
Kemudian, gunakan kriteria tersebut untuk menilai gagasan yang muncul.
• Tuliskan masing-masing posisi pada flip chart, dengan 2 flip chart untuk tiap gagasan (satu pro
dan satu con). Minta agar peserta menempelkan ide mereka pada flip chart tanpa bersuara.
Setiap ide tidak boleh lebih dari 5 kata panjangnya. Setiap orang tidak boleh menghabiskan
waktu lebih dari satu menit menulis di flip chart.
• Kalau 2 (dua) orang tidak sepakat, mintalah agar mereka masing-masing merefleksikan posisi
lawannya dengan menggunakan aktive listening atau mendengarkan dengan aktif. Pandu proses
refleksi terus sampai mereka sepakat bahwa masing-masing memahami posisi lawannya.
• Buatlah rangkuman isu-isu yang disepakati, dan konfirmasikan untuk mennunjukkan kemajuan
dan kemungkinan-kemungkinan yang ada.

5.• Jika kelihatannya ada kesepakatan, konfirmasikan dengan masing-masing anggota kelompok.
• Cari tanda-tanda perlawanan yang non verbal dan angkat secara terbuka.
• Kelompok dibagi 2. kelompok A adalah kelompok perilaku konflik yang negatif, dan kelompok
B adalah kelompok perilaku konflik yang positif. Tugas kelompok adalah mengidentifikasi 5
sifat konflik yang positif dan 5 sifat konflik yang negatif. Kemudian kelompok harus
memperlihatkan sifat-sifat mereka dan kelompok satunya harus menebak. Refleksikan dengan
mengembangkan aturan main untuk situasi konflik dalam kelompok.
Mengakhiri Sesi
• Minta tiap peserta untuk mengungkapkan apa yang dipelajarinya dalam sesi.
• Ajak kelompok untuk melihat lagi rencana tindakan-tindakan aksi dan konfirmasikan batas
waktu yang ditetapkan.
• Buatlah game atau kuis bagi kelompok untuk menguji berapa pertanyaan tentang materi sesi
yang bisa mereka jawab. Misalnya, kalau pertemuan atau sesi tujuannya adalah untuk
“perkenalan”, suatu pertanyaan yang bisa ditanyakan adalah : “siapa dari kelompok ini yang
pernah ditugaskan ke Papua?”
• Minta tiap peserta untuk menceritakan satu tidndakan aksi yang akan mereka lakukan minggu
depan sebagai hasil dari sesi atau pertemuan.
• Setiap orang diminta menggambar sesuatu yang mereka pelajari dalam pertemuan, lalu yang
lain harus menebaknya.
• Pertanyaan-pertanyaan untuk memperoleh feedback atau tanggapan terhadap apa yang anda
lakukan :
􀂊 Apa yang mungkin saya lakukan secara berbeda dalam peran saya sebagai fasilitator?
􀂊 Apa yang anda ingin saya lakukan, yang belum saya lakukan sekarang?
􀂊 Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat kelompok lebih produktif?
􀂊 Apa yang bisa saya lakukan untuk menjadikan kelompok ini mandiri (tidak
membutuhkan saya)?
􀂊 Apa yang harus terjadi agar anda bisa memberi angka ‘10’ pada sesi atau pertemuan
ini?
Menghadapi Penolakan
Apa itu resistensi?
Resistensi atau penolakan yang paling nyata adalah ketika kelompok yang difasilitasi sangat lamban
dalam mengikuti proses atau mencapai kesepakatan, atau bahkan menolak sama sekali untuk bekerja
sama. Sebagai contoh, peserta pada awalnya tidak terlalu berminat untuk mengikuti format baru atau
mencoba metode-metode baru dalam pertemuan yang anda fasilitasi. Atau, dalam situasi terburuk
mereka mungkin menolak gagasan-gagasan anda tentang partisipasi dan fasilitasi. Mungkin mereka
masih menginginkan pertemuan formal dengan pimpinan rapat, bukan seorang fasilitator! Ada
kalanya kita sendiri menciptakan suasana resistensi dan mereka yang menolak untuk mengubah cara
berpikir mereka semakin menjadi-jadi ketika orang sekelilingnya mendukung semangat itu.
Mengapa orang bersikap resisten?
Pada saat menghadapi resistensi, pertanyaan pertama yang harus ditanyakan pada diri anda sendiri
adalah mengapa peserta bersikap resisten? Orang bersikap tertentu untuk alasan yang bermacam6
macam. Anda mungkin akan menghadapi berbagai bentuk resistensi terhadap gagasan yang anda
lontarkan.
Bagaimana kita mengenal sikap resisten?
Munculnya resistensi bias dalam bermacam-macam bentuk, tergantung budaya setempat dan
kelompok yang difasilitasi. Dalam budaya tertentu, resistensi akan sangat kelihatan. Sedangkan dalam
budaya lain tanda-tandanya akan lebih tersamar. Ketrampilan terpenting yang dibutuhkan dalam
mengidentifikasi resistensi di tahap awal adalah melalui pengamatan perilaku peserta dan dinamika
kelompok.
Bagaimana menghadapi resistensi?
Sebagai seorang fasilitator, anda bisa menggunakan banyak strategi untuk menghadapi resistensi,
tetapi setiap strategi akan mempunyai implikasi yang berbeda-beda. Pada saat menghadapi resistensi,
seorang fasilitator harus segera mengambil keputusan tentang cara untuk menghadapinya. Ini hanya
mungkin dilakukan jika anda mampu mengesampingkan perasaan anda sendiri dalam proses ini
karena akan berpengaruh pada reaksi anda. Misalnya, jika anda marah kepada peserta yang dominant
maka anda mungkin akan terjebak dalam konfrontasi yang tidak konstruktif. Sebaliknya, jika anda
secara sadar mengesampingkan perasaan anda terlebih dahulu, anda akan mampu menghadapi
perasaan si peserta yang resisten tanpa dipengaruhi perasaan anda sendiri.
Selanjutnya yang harus dilakukan ketika menghadapi resistensi adalah bertanya pada diri anda sendiri
mengapa mereka bersikap resisten? Meskipun ketrampilan observasi atau pengamatan dapat
membantu anda membaca adanya tanda-tanda resistensi, pengamatan itu harus diverifikasi dulu
karena sikap seseorang bias berbeda-beda tergantung pada alasannya.
Level
of risk
Type of intervention
Tanda-tanda resistensi :
• Menghindari kontak mata
• Diskusi-diskusi kecil terus menerus
• Pertanyaan-pertanyaan yang mengalihkan perhatian
• Secara fisik menarik diri dari diskusi
• Terus menerus berbeda pendapat
• Interupsi berulang-ulang
• Mengungkapkan rasa frustasi secara langsung atau tidak langsung

6.Cari solusi
Jangan
langsung
loncat ke
solusi
Apa yang
bisa
kita/anda
lakukan
agar
perubahan
bisa lebih
“Saya mudah?
punya
beberapa
ide, bisa
kita
diskusikan
?”
“Bagaimana
ini bisa
berguna bagi
“Saya anda?”
mengerti
perasaan
anda…”
“Sunyi sekali
disini. Boleh
saya bertanya,
apakah ada
masalah?
“Ya,
perubahan
memang
tidak
mudah..” “Apa yang
jadi
kekhawatira
n anda?”
“Kira-kira
kenapa anda
merasa
seperti ini?”


7.Gambar di halaman berikut 2 bisa digunakan sebagai panduan menghadapi resistensi.
2 Adapted from Cawthorne – Taylor – Murray
Cek perasaan semua peserta/seluruh kelompok
Lemparkan pertanyaan kepada seluruh kelompok untuk memperoleh pendapat kelompok
tentang masalah yang muncul : “Bagaimana menurut yang lain?”
Pusatkan kembali perhatian
“Ok Lin, saya rasa itu masalah yang berbeda dengan apa yang sedang kita bahas – boleh
disimpan dulu untuk kemudian kita diskusikan?
Gunakan bahasa tubuh
Berdirilah dan berjalan menuju tengah-tengah ruangan, ajak peserta untuk terlibat dengan
kontak mata dan mencondongkan badan ke depan.
Gunakan humor yang sepantasnya
Kalau digunakan dengan pantas, humor akan mengurangi ketegangan. Tetapi, kalau
bercanda jangan membuat orang lain ditertawakan.
Ingatkan akan norma kelompok
“Satu hal yang kita sepakati pada awal pertemuan adalah jangan ada diskusi swasta. Bisakah
kita mentaati norma ini?”
Alihkan perhatian
“Bisa minta waktu 2 menit lagi sebelum kita lanjutkan ke kesimpulan?”
Jangan mengabaikan atau menghindar
Memang sulit untuk menghadapi resistensi ketika kita mendeteksinya. Tetapi, mengabaikan
atau menghindar dari resistensi yang ada akan mengacaukan proses-proses selanjutnya.
Bukan tidak mungkin akan menghentikan (membubarkan) proses itu sama sekali.

8.PROSES MENGATASI PENOLAKAN
“Bagaimana
ini bisa anda
lihat sebagai
suatu
kesempatan?

2.Kesampingkan
perasaan anda
3.Identifikasi
masalahnya
1.Akui adanya
resistensi
5 Bertanyalah
untuk lebih
mengerti
4 Berikan
pengakuan thd
perasaan, isu,
kekhawatiran

9.Beberapa Teknik dalam Memfasilitasi Diskusi
PARAPHRASING
MENGAPA
Paraphrasing adalah ketrampilan dasar dalam menyimak pembicaraan orang. Banyak
ketrampilan menyimak lainnya, seperti mirroring, gathering dan drawing people out didasarkan pada
paraphrasing.
Paraphrasing berdampak menenangkan dan memberi kejelasan, si pembicara diyakinkan
bahwa apa yang diucapkan bermanfaat untuk didengarkan. Selain itu pembicara berkesempatan
mendengar bagaimana ucapannya didengarkan. oleh orang lain.
Paraphrasing terutama berguna pada saat pernyataan pembicara berbelit-belit atau
membingungkan. Dalam situasi seperti ini, paraphrasing membantu pembicara menilai apakah
ucapannya ditangkap atau tidak oleh orang lain.
Singkat kata, paraphrasing adalah alat bantu orang berpikir sambil berbicara.
BAGAIMANA
Gunakan kata-kata anda sendiri untuk mengungkapkan apa yang menurut anda dikatakan
oleh pembicara.
Jika pernyataan pembicara panjangnya satu atau dua kalimat, pada waktu paraphrasing
gunakan jumlah kalimat yang kira-kira sama.
Jika pernyataan pembicara panjang berkalimat-kalimat, ringkaslah !
Sebelum menyampaikan paraphrase, gunakan kata-kata pembukaan seperti :
“ kedengarannya anda tadi mengatakan bahwa…”
“ Yang saya tangkap dari pendapat anda adalah …”
“ Saya akan coba memahami yang anda katakan lebih kurang …”
Sesudah membuat paraphrase, perhatikan reaksi pembicara. Katakan semisal, “ Apa betul
pemahaman saya ?” Si pembicara akan menunjukkan (secara lisan maupun tidak ) apakah dia sudah
merasa dimengerti atau belum. Jika tidak anda harus terus meminta klarifikasi sampai anda
memahami betul apa yang dikatakannya.
MIRORRING
MENGAPA
Mirroring menangkap apa yang dikatakan orang lain persis seperti yang diucapkan.
Fasilitator mengulang kembali setiap kata setiap kata yang diucapkan pembicara. Kadang-kadang ini
dibutuhkan untuk meyakinkan orang-orang tertentu bahwa mereka betul-betul didengarkan.
Seringkali kelompok-kelompok yang baru dibentuk atau kelompok yang belum biasa
menggunakan fasilitator akan mendapatkan kepercayaan yang dibangun dari mirroring.
Biasanya, semakin seorang fasilitator merasa perlu menegaskan posisinya sebagai orang yang
netral, semakin banyak ia akan menggunakan mirror daripada paraphrase.
Dengan mirroring diskusi juga bisa dipercepat. Metode ini digunakan pada waktu melakukan
brainstorming.

10.BAGAIMANA
Jika pembicara mengatakan satu kalimat, ulangi secara verbatim (persis seperti yang
diucapkan). Jika pembicara mengatakan lebih dari satu kalimat, ulangi kata-kata kunci atau kalimat
pendek.
Dalam kedua situasi di atas, gunakan kata-kata pembicara, jangan kata-kata anda sendiri.
Yang harus diulang adalah kata-kata si pembicara bukan suara pembicara. Anda harus tetap bersuara
tenang dan ramah, apapun nada yang digunakan si pembicara.
Jangan kaku dalam berbicara maupun bergerak. Ingat, tujuan utama dari mirroring adalah
membangun kepercayaan.
STACKING
MENGAPA
Mengurut adalah proses membantu orang bergiliran berbicara ketika beberapa orang ingin
berbicara bersamaan. Mengurut memberitahu semua orang bahwa mereka akan mendapat giliran
berbicara. Mereka tidak perlu berebut berbicara karena pasti memperoleh giliran. Sebaliknya, jika
orang tidak tahu kapan atau apakah mereka akan mendapat giliran berbicara, mereka pasti akan
berebut berbicara. Ekspresi tidak sabar, tidak puas, dan kesal pasti akan segera tampak, terutama
dalam bentuk interupsi.
Jika fasilitator tidak membuat urutan, dia harus mengingat siapa yang sudah bicara dan siapa
yang akan bicara. Membuat urutan meringankan tugas fasilitator, karena semua orang tahu giliran
para pembicara.
BAGAIMANA
Proses mengurut terdiri dari empat langkah :
• Fasilitator bertanya siapa yang ingin bicara
• Setiap pembicara diberi nomor urut
• Masing-masing pembicara dipanggil sesuai urutannya
• Sesudah semua selesai berbicara, fasilitator menawarkan kepada peserta lain untuk berbicara.
Contoh :
Langkah 1 : “Bagi yang ingin bicara, tolong angkat tangan”.
Langkah 2 : “Serge yang pertama, Eva yang kedua, lalu Tri yang ketiga”.
Langkah 3 : (sesudah Serge bicara) “Siapa yang kedua? Eva? Silakan”.
Langkah 4 : (Setelah orang terakhir berbicara) “Apakah ada orang lain yang ingin bicara?”
DRAWING OUT
MENGAPA
Menggali lebih jauh adalah cara mendukung orang supaya menjelaskan lebih lanjut ide atau
gagasannya. Pembicara didorong dan diyakinkan dengan cara “Saya mengerti apa yang anda katakan.
Dapatkah anda menjelaskan lebih jauh lagi?”. Menggali lebih jauh terutama penting dalam dua situasi
:
• Jika seseorang sulit menjelaskan gagasannya
• Jika seseorang merasa sudah cukup jelas menyampaikan gagasannya, padahal pendengar
masih bingung atau tidak jelas.

11
Menggali lebih jauh memberi pesan kepada pembicara, “Sampaikan gagasan anda pelanpelan
dan sejelas-jelasnya”. Jika ingin mengajak seseorang mengungkapkan lebih jelas maksudnya,
tanyakan dulu pada diri anda : “Apakah saya sudah mengertiinti dari apa yang ingin dikatakan
pembicara? “Jika jawabannya, “tidak”, galilah lebih jauh.
BAGAIMANA
Menggali lebih jauh paling efektif digunakan bersama-sama dengan paraphrasing, bukan
menggantikan paraphrasing. Contoh :
Pembicara : “Kebanyakan orang biasanya kurang senang dengan perubahan”.
Pendengar : “Jadi anda mengatakan bahwa kebanyakan orang menganggap perubahan itu sulit
diterima”. Kemudian disambung dengan, “Bisakah anda memberikan contoh dari pernyataan itu?”.
Teknik paling dasar dari menggali lebih jauh adalah pertama tama membuat paraphrase
pernyataan pembicara kemudian mengajukan pertanyaan tidak langsung yang terbuka. Contoh :
“Bisa jelaskan lebih lanjut?”
“Bagaimana maksud anda?”
“Apa yang anda maksud dengan…..?”
“Misalnya bagaimana?”
Anda dapat juga membuat paraphrase dulu kemudian menggunakan kata penyambung.
Contoh : “Menurut anda pertemuan harus ditunda sebulan lagi karena…..”
ENCOURAGING
MENGAPA
Mendorong merupakan seni memberikan ruang bagi orang untuk berpartisipasi tanpa
paksaan. Ada kalanya pada sebuah pertemuan ada yang terlihat “diam dan duduk saja, membiarkan
orang lain bekerja keras”.
Ini bukan berarti mereka malas atau tidak bertanggungjawab. Melainkan mereka mungkin
tidak merasa dilibatkan dalam diskusi yang berlangsung. Dengan sedikit dorongan untuk
berpartisipasi, seringkali mereka menemukan hal menarik dari topik yang sedang dibicarakan.
Mendorong terutama membantu pada tahap-tahap awal diskusi, pada waktu para peserta
masih warming-up. Semakin banyak orang terlibat dalam diskusi, mereka tidak lagi memerlukan
dorongan untuk berpartisipasi.
BAGAIMANA
Berikut ini beberapa contoh teknik mendorong :
• “Siapa lagi yang punya gagasan?”
• “Apakah ada pandangan dari masyarakat lokal?”
• “Mungkin ada yang punya cerita menarik tentang masalah ini?”
• “Kita sudah mendengar pendapat dari bapak-bapak, mari kita dengarkan pendapat para ibu”.
• “Bagaimana dengan pendapat dari kelompok yang duduk di tengah?”.
• “Apakah diskusi ini merangsang pertanyaan baru?”
• “Mari kita beri kesempatan kepada peserta yang belum berbicara”.

12.GATHERING
MENGAPA
Membantu kelompok membuat daftar gagasan yang ingin dilakukan secara kilat. Gathering
adalah mengumpulkan gagasan, bukan membahasnya. Mengumpulkan adalah ketrampilan yang
memadukan antara mirroring dan paraphrasing ditambah dengan gerakan-gerakan fisik. Ketrampilanketrampilan
mendengar dan memberikan pengakuan pada pendapat atau gagasan orang dapat
mengurangi kecenderungan mereka untuk membela gagasannya.
Gerakan-gerakan fisik seperti mengayunkan tangan atau berjalan-jalan, memberikan
“dorongan energi” kepada peserta agar tetap aktif dan terlibat. Agar proses berjalan dengan lebih
cepat dan hidup, gunakan lebih banyak mirroring ketimbang paraphrasing.
Jika anda mengulang kembali kata-kata pembicara, banyak peserta terbawa untuk
mengungkapkan gagasan mereka dengan kalimat-kalimat singkat, biasanya tiga sampai lima kata
saja. Ini akan lebih mudah ditangkap dan dituliskan pada flipchart ketimbang kalimat-kalimat
panjang.
BAGAIMANA
Mengumpulkan dengan efektif dimulai dengan penjelasan singkat tentang tugas yang akan
dikerjakan. Misalnya : “Dalam 10 menit mendatang, berikan tanggapan pada usulan ini dengan
menyebutkan kelebihan dan kekuarangannya. Saya minta satu kelebihan lalu satu kekurangan, begitu
selanjutnya. Kita akan membuat dua daftar sekaligus.”
Jika proses ini baru pertama kali bagi kelompok, maka perlu diberikan waktu untuk
memberikan penjelasan bahwa jangan memberikan penilaian terhadap sebuah pernyataan. Contoh :
“Dalam kegiatan berikut ini saya ingin mengajak semua orang untuk bebas mengungkapkan
gagasannya, betapapun gagasan itu mungkin janggal atau tidak disukai orang lain. Karena itu,
manfaatkan waktu ini untuk mengeluarkan gagasan, bukan menilainya. Diskusi akan kita lakukan
sesudah daftar selesai dibuat.”
Sekarang kelompok siap bekerja. Setiap kali ada yang mengutarakan pendapat, gunakan
ketrampilan membeo atau paraphrasing sesuai kebutuhan. Semua pendapat harus dihargai. Walaupun
ada yang aneh atau janggal, anda harus tetap membeo-nya dan meneruskan proses.
MAKING SPACE
MENGAPA
Teknik ini seolah-olah ingin mengatakan kepada peserta yang pendiam bahwa : “Tidak apaapa
kalau anda tidak ingin bicara sekarang. Tetapi kalau anda ingin bicara, sekarang saya berikan
kesempatan.” Setiap pertemuan kelompok akan ada peserta yang banyak bicara dan ada pula peserta
yang jarang berbicara. Apabila laju diskusinya cepat, peserta yang pendiam dan lebih lamban
berpikirnya akan sulit mengungkapkan pendapatnya.
Ada juga orang yang punya kebiasaan tidak ingin menonjol karena khawatir dianggap tidak
sopan. Ada juga orang senang manahan diri karena merasa orang baru atau belum merasa nyaman
berada dalam kelompok. Ada juga orang yang menyimpan pikirannya karena merasa pendapatnya
tidak sebaik orang lain.
Pada semua situasi di muka, mereka akan terbantu jika fasilitator memberikan ruang kepada
mereka untuk aktif berpartisipasi.

13.BAGAIMANA
Perhatikan peserta yang pendiam. Perhatikan gerak-gerik tubuh atau ekspresi muka mereka
yang mungkin menunjukkan bahwa mereka ingin bicara. Undang mereka berbicara. Misalnya,
“Apakah ada gagasan yang ingin anda ungkapkan?” “Ada yang ingin ditambahkan?” “Kelihatannya
anda ingin mengatakan sesuatu….”
Kalau mereka menolak, jangan memaksa dan teruskan proses. Tidak seorang pun senang
dipaksa dan setiap orang berhak memutuskan sendiri apakah mereka mau berpartisipasi dan kapan
mereka mau berbicara.
Kalau perlu, tahan pendapat orang lain. Misalnya, jika seorang pendiam kelihatannya akan
berbicara tetapi kemudian diserobot orang lain, katakan : “Mari kita dengarkan satu-satu. Ibu Ungai,
silakan bicara dulu.” Catatan : kalau tingkat partisipasi sangat tidak seimbang, usulkan proses goarround
yang memungkinkan setiap orang bicara.
TRACKING
MENGAPA
Tracking atau merunut berarti menangkap beberapa pokok-pokok pikiran yang secara
serentak muncul dalam sebuah diskusi. Misalnya, sekelompok orang mendiskusikan rencana
pembangunan sebuah gedung. Dua orang berbicara tentang lokasi pembangunan gedung itu. Dua
orang lagi diskusi tentang biaya pembangunan. Sedangkan yang lainnya berdiskusi tentang desain
gedung itu. Dalam situasi seperti ini, karena masing-masing orang berupaya menjelaskan gagasannya,
mereka perlu dibantu untuk bisa mengikuti semua topik yang sedang dibicarakan.
Biasanya orang merasa bahwa isu yang menarik bagi mereka harus menjadi fokus semua
orang dalam diskusi. Tracking membantu seluruh kelompok mengikuti semua topik yang dibicarakan,
dan memperlakukan setiap isu sama pentingnya. Tracking membantu meyakinkan orang yang
khawatir isunya tidak diangkat.
BAGAIMANA
Proses tracking terdiri tiga langkah :
• Fasilitator mengatakan akan coba membuat ringkasan pembicaraan yang sedang berlangsung.
• Kemudian menyebutkan setiap isu yang muncul dalam pembicaraan
• Akhirnya fasilitator meminta pendapat peserta, apakah isu-isu yang disebutkan sudah sesuai
dengan apa yang dibicarakan atau tidak.
Contoh :
Langkah 1 : “Kelihatannya ada tiga diskusi yang berjalan bersama-sama. Saya ingin memastikan
tidak ada yang tertinggal.”
Langkah 2 : “Nampaknya isu pertama yang dibicarakan tentang lokasi, yang kedua tentang biaya
pembangunan, lalu yang terakhir tentang desain gedung”.
Langkah 3 : “Apakah semua isu sudah saya tangkap?”
Biasanya orang akan menanggapi pertanyaan-pertanyaan ini dengan positif. Jika seseorang
ingin mengklarifikasi isu mereka, berikan dukungan. Tetapi jangan bersikap memihak, mintalah
klarifikasi dari pembicara sebelumnya.

14.BALANCING
MENGAPA
Arah suatu diskusi seringkali mengikuti beberapa orang yang pertama berbicara. Dengan
balancing, fasilitator membantu kelompok menyeimbangkan diskusi dengan memancing pandanganpandangan
lain yang mungkin ada tetapi tidak terungkap.
Balancing mementahkan mitos bahwa “diam berarti setuju”. Dengan demikian, membantu
orang-orang yang merasa tidak nyaman, mengungkapkan pendapat yang dirasakan sebagai pendapat
minoritas.
Balancing tidak saja membantu beberapa individu yang membutuhkan sedikit dukungan
tetapi juga mempunyai dampak positif kuat pada norma seluruh kelompok. Balancing memberi pesan
: “Di sini semua orang dapat mengemukakan pendapatnya, apapun pendapat itu”.
BAGAIMANA
Berikut ini beberapa contoh balancing :
“Oke, sekarang kita sudah mendengar pendapat tiga orang. Apakah ada yang memiliki pendapat
lain?”
“Apakah ada cara lain untuk melihat masalah ini?”
“Bagaimana pendapat peserta yang lain?”
“Apakah yang lain juga setuju?”
“Jadi kita sudah mendengar pandangan Pak X, juga pandangan Bu Y. Mungkin ada pandangan lain
lagi?
INTENTIONAL SILENCE
MENGAPA
Keheningan dalam sebuah diskusi sering kurang dihargai. Intentional Silence adalah hening
beberapa jenak. Tidak lebih dari 30 detik. Hening sekilas seperti ini penting untuk memberikan
kesempatan kepada pembicara memikirkan apa yang ingin dikatakan.
Ada orang yang membutuhkan hening beberapa jenak karena mereka tidak sepenuhnya yakin
akan pendapat maupun perasaannya. Ada juga orang yang memerlukannya karena ragu-ragu
mengatakan sesuatu yang dianggap beresiko. Ada pula orang yang perlu diam untuk mengatur
pikirannya menjadi menjadi komunikasi yang dapat dimengerti.
Hening beberapa jenak juga merupakan alat efektif bagi fasilitator menetralkan pendapat
orang yang terlalu kering dan dangkal. Kesempatan hening seperti ini memberikan kepada peserta
lain berfikir lebih dalam.
BAGAIMANA
Keheningan selama lima detik dapat dirasakan amat lama. Kesempatan ini digunakan untuk
menangkap kejanggalan yang muncul dalam lalu lintas pembicaraan. Keheningan menjadi elemen
penting dalam teknik mendengarkan pembicaraan orang. Kalau fasilitator bisa melewatinya, pasti
orang lain juga bisa.
Gunakan kontak mata dan bahasa tubuh, dan fokuskan perhatian pada pembicara. Jangan
katakan apa-apa, tidak juga “hmmm…” maupun “ya…” Tidak boleh juga mengangguk ataupun
menggelengkan kepala. Tetap rileks dan perhatikan pembicaraan. Kalau perlu, angkatlah tangan
untuk mencegah orang lain memecah keheningan.

15.Kadang-kadang semua orang bingung atau resah atau sulit konsentrasi pada sebuah diskusi.
Dalam situasi seperti ini, keheningan bisa sangat membantu. Anda dapat mengatakan, “Mari kita
diam sejenak untuk mencoba memahami arti diskusi ini.”
Panduan Diskusi Fish Bowl (Aquarium)
Apa itu diskusi fish bowl?
Kata fish bowl digunakan untuk menggambarkan susunan kursi dalam metode ini (2 lingkaran
bersusun). Peserta yang duduk di lingkaran dalam adalah “ikan” yang boleh berbicara, diskusi dan
menceritakan pengalamannya. Peserta yang duduk di lingkaran luar menjadi pengamat dan pendengar
diskusi para “ikan”. Ada satu kursi kosong yang diberi tanda di lingkaran dalam yang boleh
digunakan oleh pengamat untuk masuk kedalam “fishbowl” dan memberikan pendapat atau
mengajukan pertanyaan sebagai tambahan terhadap diskusi yang sedang berlangsung. Tetapi, karena
bukan “ikan sungguhan”, maka setelah berbicara, peserta yang masuk harus keluar lagi.
Chairs with fishes
Empty chair for observers to jump in
Chairs with observers
Apa yang akan terjadi ?
1. Beberapa peserta “ikan” duduk di lingkaran dalam
2. Fasilitator mengusulkan pertanyaan untuk didiskusikan, dan para ikan mulai berdiskusi.
3. Kalau anda duduk di lingkaran luar dan ingin memberikan komentar atau bertanya kepada
para ikan, anda harus duduk di kursi yang kosong pada lingkaran dalam. Setelah berbicara,
segeralah kembali ke tempat anda di lingkaran luar untuk pengamat.
4. Jika anda duduk di lingkaran luar, anda adalah pengamat dan tugas utama anda adalah
mendengarkan diskusi, bukan memulai diskusi terpisah di luar.
Bagaimana caranya menjadi ikan?
Kelompok pertama yang diminta menjadi ikan duduk di lingkaran dalam. Fasilitator memulai diskusi
dengan membacakan Pertanyaan 1 (sebaiknya tertulis). Fasilitator kemudian meminta para ikan
berdiskusi antar mereka dulu sebelum berinteraksi dengan peserta pengamat di lingkaran luar yang
masuk ke dalam fishbowl untuk memberikan pendapat atau pertanyaan.

16.Peran utama anda sebagai ikan di lingkaran dalam adalah :
• Bagilah pengalaman Anda dengan yang lain dan jawab pertanyaan dengan berdasarkan pada
pengalaman Anda tersebut.
• Desakkan/dorong adanya dialog dan interaksi dengan pengamat yang berada diluar lingkaran.
• Mintalah opini secara langsung kepada kelompok yang berada di luar lingkaran.
Setelah diskusi putaran pertama, fasilitator akan menanyakan kelompok pertama untuk meninggalkan
lingkaran dalam dan mengundang kelompok ke dua dari peserta untuk mendiskusikan pertanyaan ke-
2. Kelompok pertama akan bergabung dengan lingkaran luar dan menjadi pengamat bersama dengan
peserta lain diluar lingkaran. Setiap pertanyaan baru akan didiskusikan oleh kelompok baru yang
sekarang berada didalam lingkaran dalam ikan. Semua peserta sebaiknya memiliki kesempatan untuk
menjadi ikan di lingkaran dalam dan juga sebagai pengamat di lingkaran luar.
Beberapa Teknik Fasilitasi Lainnya
Games/Permainan
Game atau permainan adalah kegiatan dimana ada persaingan antar peserta (baik kelompok maupun
perorangan) dengan aturan main yang sudah ditetapkan. Biasanya, di dalam setiap permainan ada
semacam kompromi yang harus dilakukan. Sekarang ini banyak permainan yang bertujuan untuk
membuat si peserta bersaing dengan dirinya sendiri, daripada dengan orang lain. Dengan demikian,
tidak ada situasi kalah atau menang.
Permainan yang dimaksud termasuk permainan yang menantang ketrampilan fisik dan gerak,
ketrampilan intelektual, dan juga untung-untungan. Beberapa contoh permainan darts, ular tangga,
sepakbola, scrabble, tebak-tebakan, dan hampir semua permainan kartu. Permainan yang menantang
seseorang untuk bersaing dengan dirinya sendiri termasuk solitaire, teka-teki silang dan bahkan mesin
pinball.
Simulasi
Simulasi merupakan replikasi suatu situasi yang nyata maupun imajiner. Simulasi biasanya digunakan
kalau tidak praktis atau berbahaya untuk melakukan latihan menggunakan peralatan maupun lokasi
yang sesungguhnya. Simulasi biasanya dirancang agar serealistis mungkin sehingga peserta pelatihan
dapat belajar dari tindakan mereka tanpa harus khawatir tentang penggantian atau perbaikan peralatan
yang rusak. Beberapa contoh simulasi adalah simulasi penerbangan, simulasi pengemudi, dan
simulasi perang.
Brain Teasers atau pengasah otak
Pengasah otak merupakan permainan khusus. Permainan ini bukan permainan sungguhan maupun
simulasi, tetapi teka-teki yang memancing otak peserta untuk bekerja atau menekankan beberapa poin
penting. Biasanya pengasah otak tidak ada aturan khususnya, tetapi memungkinkan pelatih untuk
merancang sendiri aturan main yang tepat dan sesuai dengan situasi pelatihan yang disampaikannya.
Contoh-contoh pengasah otak, antara lain adalah menghubungkan titik-titik pada gambar dan
mengamati gambar-gambar dengan bermacam-macam persepsi.

17.Role-play
Role-play atau permainan peran digunakan dalam pelatihan untuk melihat bagaimana peserta bereaksi
terhadap situasi-situasi tertentu sebelum dan sesudah sesi-sesi pelatihan. Role-play sangat berguna
untuk membiasakan peserta agar dapat berinteraksi dengan orang lain dalam skenario apapun. Bahkan
jika peserta melakukan kesalahan dalam role-play, ia tetap akan belajar sesuatu.
Studi Kasus
Studi kasus merupakan analisis terhadap suatu situasi yang biasanya diambil dari pengalaman nyata
di tempat kerja peserta, baik secara individu maupun berkelompok. Analisis mendalam tentang sutau
situasi nyata ataupun yang disimulasi dilakukan untuk menggambarkan hasil-hasil yang mungkin
terjadi. Apabila seseorang atau kelompok menemukan jawabab terhadap suatu masalah atau situasi
yang digambarkan dalam studi kasus, hasilnya dapat dibandingkan dengan apa yang sesungguhnya
terjadi.
IDEA-LISTING3
MANFAAT BAGAIMANA
1 Memancing mulainya diskusi. Idea-listing
membantu kelompok untuk
mengidentifikasi dengan cepat sebanyak
mungkin aspek dari suatu topik, meskipun
mereka baru mulai berpikir tentang topik
itu.
1 Tempelkan kertas plano pada dinding.
Tempelkan lebih banyak kertas yang
mungkin dibutuhkan karena biasanya
kelompok akan menghasilkan lebih
banyak gagasan dari yang diduga.
2 Memperlihatkan kepada anggota kelompok
yang terpolarisasi bahwa sebetulnya ada
lebih dari dua pendapat yang berbeda dalam
kelompok tersebut. Idea-listing menggali
bermacam-macam pendapat tentang satu
topik. Seringkali ini terjadi kendati ada
suasana “kami lawan mereka” dalam suatu
kelompok.
2 Minta volunteer dari peserta sebagai
pencatat. Tugas pencatat adalah menulis
semua gagasan yang muncul tanpa
melakukan sensor maupun perbaikan.
3 Mengerti dengan lebih baik apa saja
penyebab atau elemen-elemen dari suatu
masalah. Jika ada masalah yang lebih
kompleks dari yang diduga sebelumnya,
idea-listing dapat digunakan untuk menggali
lebih dalam dengan pertanyaan-pertanyaan
seperti “Apa sebetulnya yang terjadi di
sini?” atau “Apa saja pengaruh-pengaruh
yang belum kita pertimbangkan?”
3 Tetapkan aturan main berikut :
- Siapapun dapat mengutarakan
gagasan apapun yang dianggap
relevan olehnya
- Tidak ada debat tentang gagasan
mana yang pantas didaftar
- Tidak ada diskusi, hanya cetusan
gagasan, peserta dapat berdiskusi
setelah idea-listing selesai
3 Juga dikenal sebagai brainstorming. Sumber : Facilitator’s Guide to Participatory Decision-Making,
Community At Work, 1996

18.
4 Menghasilkan daftar berbagai solusi yang
inovatif dan kreatif terhadap satu masalah
4 Berikan tugas kelompok dalam bentuk
pertanyaan. Misalnya “Apa saja pilihanpilihan
yang ada untuk mengurangi
anggaran kita?”
5 Mengajak kelompok besar untuk fokus
kembali setelah bekerja dalam kelompok
kecil. Idea-listing adalah cara tercepat untuk
mengumpulkan hasil dari berbagai diskusi.
Setelah itu, kelompok besar dapat
melanjutkan diskusi yang lebih dalam
tentang topik-topik yang disepakati bersama
5 Mulailah mendaftarkan gagasan. Minta
agar peserta satu persatu menyerukan
gagasan mereka. Kalau ada perdebatan
yang muncul, ingatkan seluruh kelompok
akan kesepakatan aturan main.
6 Jangan panik kalau proses menjadi
lambat. Seringkali ini hanya sesaat saja.
Biasanya ini berarti bahwa peserta
kehabisan gagasan-gagasan yang mudah
muncul, dan mulai berpikir lebih keras
untuk mencari gagasan yang tidak
langsung nampak. Jangan memaksa orang
untuk berbicara dalam situasi ini karena
akan membuat peserta tertekan dan
berhenti berpikir.
6 Memberikan struktur pada saat ada topik
yang dirasakan berat, sulit dipecahkan atau
tidak terkendali. Dengan mendaftarkan
gagasan peserta, mereka bisa melihat
jangkauan pemikiran seluruh kelompok.
Kemudian mereka bisa mengelompokkan
isu-isu yang ada, dan membuat prioritas isu
yang akan dibahas lebih dulu. Maka, idealisting
seringkali menjadi langkah penting
pertama untuk mengurangi kompleksitas
sebuah tugas yang rumit. 7 Menjelang akhir waktu yang disediakan,
katakan “Tinggal dua menit lagi”.
Biasanya ini akan mendorong munculnya
letupan ide yang terakhir.

Friday, October 23, 2009

Dunia Tekhnik Mefasilitasi

http://www.duniatekhnikmemfasilitasi.blogspot.com adalah salah satu blog yang tergabung dalam group yanuarmangulo.blogspot.com.
Blog Dunia Tekhnik Memfasilitasi memuat mengenai bagaimana metode dan pengalaman - pengalaman melaksanakan tekhnik memfaislitasi.